masandi.my.id |
Ini bukan cerita mistis atau cerita horor. Ini kisah nyata kuburan hilang, yang terjadi di pemakaman di jakarta tempat saya tinggal. Saat berada di pemakaman umum ini ada sesuatu yang selalu menggangu pikiran saya dan jadi pertanyaan. Kenapa makam-makam di sini penempatannya tidak beraturan dan saling tindih menindih.
Jadi kalau ziarah ke tempat ini akan sulit berjalan karena harus melangkahi kuburan-kuburan yang malang melintang.
Kuburan atau kober ini kabarnya adalah tanah wakaf warga asli betawi, jadi pengurus kober turun - temurun adalah anak cucu mereka sendiri. Dan karena sudah penuh sesak jadi biasanya kuburan baru akan mepet sekali galinya dengan kuburan lama.
Kalau sekeluarga bisa dalam satu lubang berdua, itu yang terjadi dengan almarhumah adik dan almarhum bapak saya.
Dan kalau Tempat Pemakaman Umum (TPU) adalah kawasan tempat pemakaman yang umumnya dikuasai oleh pemerintah daerah dan disediakan untuk masyarakat yang butuh.
Sering Dikunjungi Supaya tidak hilang
Banyak cerita orang-otrang yang bilang kalau kuburan jarang di tengok akan hilang dan sulit di cari, bagaikan lenyap di telan bumi.
Ini bukan cerita bo'ong, kawan saya yang asli orang sini juga bilang begitu, "Elu kudu liatin sering nih kuburan, kalo kagak bisa ilang, kayak gua kehilangan patok kuburan sodara gua." Gitu katanya.
Serem ya, kuburan kok hilang. Bagaimana sih itu bisa terjadi?
Ini cerita dari mulut kemulut dan belum terbukti secara hukum. Katanya kalau kuburan jarang di liat, perlahan tapi pasti petugas kuburan akan sedikit demi sedikit merusak kuburan, mulai dari mendongkel keramik pembatas. Hingga pelenyapan batu nisan.
Apalagi kalau makam masih polos enggak di keramik, ini akan memudahkan proses penghilangan makam. Sudah banyak cerita bertebaran.
Waktu ziarah kemarin ada yang bingung mencari makam kerabatnya, padahal sewa makam di bayar tiap tahun. Penyebabnya cuma satu enggak pernah di kunjungi. Jadi ada alibi seolah dia lupa posisi dari petugas makam.
Karena sudah enggak ada tanda nisan apa mau di kata lagi. Yang ada ya cuma pasrah dan sedih, harus kehilangan jejak keluarganya.
Baca juga : Lebaran di Tengah Wabah Covid -19
Harga pemakaman umum di sini
Tarif sekali memakamkan di sini bervariasi, mulai dari satu juta setengah hingga dua juta rupiah, tergantung lokasinya. dan untuk prosedur pemakaman di Kober ini enggak ribet, kalau ada yang meninggal tinggal dateng kepemakaman dan petugas akan menggali sesuai lokasi yang di setujui.Oh iya...untuk biaya perawatan 150 ribu satu tahun. itu untuk makam almarhum Bapak saya.
Makanya cuma satu cara agar kuburan enggak lenyap, yaitu sering-sering di tengok, minimal sebulan sekali.
Mengenai cerita cara penghilangan makam di atas saya tulis berdasarkan cerita mulut ke mulut aja, jadi bisa aja karena proses alami kuburan disini rusak dan menghilang, karena kurang di rawat.
Hampir tiap hari ada aja yang meninggal dan dikubur di sini. Karena terbatasnya lahan, mungkin aja ini bisa terjadi.
Who knows..
Sedih juga ya kalau menghilang, saking banyaknya manusia tuh ya.
BalasHapusDulu waktu kecil ada anak teman mama saya yang kena kanker mata, dia dirujuk di Jakarta, tapi setelah beberapa lama pengobatan akhirnya dia meninggal.
karena duit ortunya udah menipis, terpaksa nggak bisa dibawa pulang dan dimakamkan di Jakarta, meskipun ortunya nggak rela sebenarnya karena desas desus makam bisa hilang kalau nggak sering dikunjungi tersebut :)
Sekali lagi uang berbicara di sini, hidup butuh biaya yang meninggal pun masih membutuhkan uang.
HapusKalau sampai hilang repot sih, dan itu emang banyak kejadian.
Iya bnr kt orang tua.
BalasHapusSy ngalami sendiri waktu tengok makam om. Padahal baru setahun dimakamin. Waktu ngubur kita gak tahu di sana tanah gerak. Pas kunjung satu tahun, kita nyaris gk menemukan makam om sy. Ternyata makamnya bergeser, kalau gak jeli pasti gk ktmu. Ternyata tanah geser dan nisannya numpuk dengan tetangga sebelahnya.
Untung kita lekas tahu dan memperbaikinya dengan lebih baik. Andaikan kita tak rutin, abai, bisa-bisa gak jelas, apalagi ketika makam si tetangga main cabut nisannya. Wah. Bisa hilang makam om saya.
Jadi benar kata orang tua jaman dulu.
Makam mesti di tengok dan di kunjungi bukannya apa, kalau sampe hilang kita akan repot.
HapusWalaupun mendoakan bisa dimana saja, tapi mengunjungi makam buat pengingat juga, kalau kita pasti akan mati.