Apalagi di kritik di depan publik atau pas orang banyak. Walaupun hal yang di kritik itu benar.
Tapi kadang rasanya agak sulit menerima kebenarannya.
Mengkritik yang Baik
Ada sebuah Cerita yang saya kutip dari buku karya Dale Carnegie: kira – kira kalau tidak salah begini ceritanyaDahulu ada hakim yang mengambil keputusan di sebuah sidang, akan tetapi si hakim salah menyebutkan salah satu pasal.
Sang jaksa menyadari itu. Si jaksa dengan serta merta mengatakan kepada Sang Hakim “Pak Hakim pasal yang Anda sebutkan salah, bukan yang itu seharusnya pasalnya yang ini”. dia berkata langsung saat persidangan di depan banyak orang.
Memang sebenarnya benar perkataan Si Jaksa, akan tetapi karena dikatakan secara langsung dapat menyakiti perasaan Si Hakim.
Sebab apa? karena di ucapkan langsung tanpa diplomasi atau berpikir panjang dan tidak tepat kata, bisa dikatakan Si Jaksa berkata seolah-olah Si Hakim itu bodoh dan dia lebih pintar karena lebih hapal pasal-pasal.
akibatnya Sang Hakim pun tetap pada pendiriannya dan merasa benar, sebab ini masalah harga diri dan kehormatan, apa yang sudah di ucapkan mana mungkin di telan lagi.
walaupun dia salah dia akan tetap mempertahankan Argumentnya, karena hati Si Hakim sudah tersakiti dan merasa di hina di depan umum. Dia akan merasa malu jika menuruti kata si Jaksa
apakah kamu pernah mengalami hal seperti di atas?
Sifat buruk manusia itu salah satunya bisa mempertahankan apa yang telah di yakininya walaupun terkadang itu salah. bisa saja mulutnya berkata A padahal di hati dia tahu B yang benar.
sebenarnya ini sifat buruk yang harus di ubah.
ego manusia di sini berperan, dia akan merasa malu kalau tidak mempertahankan ucapannya, harga diri di sini di pertaruhkan.
padahal tidak perlu begitu... kalau memang salah akui saja, tapi karena itu tadi "Harga Diri" yang di permasalahkan.
Disini diperlukan trik,
Tapi akan lebih bijak jika si jaksa berkata seperti contoh ini.
“Pak Hakim maaf, kalau tidak salah pasalnya bukan yang itu tapi menurut yang saya baca pasalnya yang ini, tapi sekali lagi maaf bisa saja saya keliru, karena pengetahuan saya yang terbatasan di banding Pak Hakim .”
Nah trik ini memang rada berbasa-basi tapi ini untuk menjaga perasaan orang lain, agar menyadari kesalahannya tanpa perlu harga dirinya hancur, karena terlihat lebih bodoh.
Si Hakim tidak merasa di rendahkan, karena Si Jaksa berbicara denga merendahkan diri.
Di sini di perlukan sikap merendah.
Dari cerita di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam mengkritik atau menegur orang itu kita harus bijak.
belajar gimana caranya agar orang yang kita tegur itu tidak tersakiti perasaannya, dan dapat menerima apa yang kita sampaikan.
Sebab walaupun saran anda benar tapi jika harga diri merasa direndahkan, akan sulit untuk membuat pemikiran seseorang itu berubah.
Malah bisa jadi orang itu akan enggan dekat dengan kita.
Kesimpulannya diplomasi itu perlu dalam mengkritik dan kita harus tahu gimana caranya agar orang tidak tersakiti.
ya semua itu perlu latihan, mulai lah berlatih dengan orang terdekat.
mudah-mudahan dengan cara mengkritik yang baik ini membuat kita banyak kawan dan tidak menyakiti perasaan orang lain.
Wahh mantapp,, ini cara mengkritik yang baik,, bermanfaat sekali mas, terimakasih..
BalasHapusOk mba Wulan terima kasih juga.
HapusHihihi..