Masandi Wibowo - Sebetulnya ini malam menjelang penutupan Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, waktu itu di Monas di adakan atraksi laser show. Di detik-detik terakhir pagelaran Asian Games ini, saya dan keluarga tidak mau melewatkan begitu saja. Momen yang belum tentu ada di Jakarta lagi, dalam waktu dekat.
Monas menjadi pusat perhatian, karena waktu itu di adakan pertunjukan laser show dan video mapping Asian Games 2018. Tapi ternyata ada pertunjukan air mancur menari juga waktu itu.
Jumat malam saya meluncur langsung dari kantor menuju monas. Pintu parkir masih tampak sepi pada pukul setengah enam, karena acara laser show di mulai setelah isya atau sekitar pukul 19.00 WIB.
Sejatinya waktu itu pukul 19:00 WIB pertunjukan laser di mulai namun karena kesalahan teknis akhirnya pertunjukan air mancur menari yang di dahulukan. Pengunjung pun di giring menuju kolam air mancur dengan pengeras suara.
Saya sempat geli melihat dua orang pasangan bule yang lagi duduk di rerumputan, soalnya saya melihat mereka baru aja duduk, tapi tiba-tiba pengunjung berdiri semua dan pindah tempat. Dua orang bule itu celingak-celinguk kebingungan. kayak kena Prank!
Mungkin mereka enggak paham sama pengumuman yang diperdengarkan melalui pengeras suara tersebut.
Seharusnya jadwal acanya seperti ini:
Pukul 19.00 - 19.25 Laser Show
Pukul 19.30 - 19.55 Air mancur Menari
Pukul 20.00 - 20.25 Laser Show
Pukul 20.30 - 20.55 Air mancur Menari
Air Mancur Menari
Awalnya saat melihat pertunjukan ini terasa seru, air mancur bergantian menyembur dan berkelok-kelok mengikuti lagu - lagu dareah yang di putar.
Tapi belum genap 25 menit entah kenapa saya sudah merasa bosan dan merasa kurang menarik lagi. Saya merasa setelah dua lagu seperti gerakannya ya gitu-gitu aja, cuma dibedakan dengan tempo lagu.
Jadi perhatian saya malah tertuju dengan cara kerjanya, yang terpikir malah gimana cara kerja pompa-pompa itu menyemburkan air, kekuatan pompanya sebesar apa? Terus ini otomatis apa manual?
Dalam bayangan saya ada tombol yang banyak di meja operator, terus operatornya yang mencet sesuai irama lagu. Ahh.. aneh ya bukan menikmati pertunjukan malah mikirin proses kerjanya.
Pertunjukan kurang lebih 25 menitan.
Laser di Tugu Monas
Oke done, akhirnya pertunjukan air mancur menari telah selesai.Pengunjung pun berbondong-bondong menuju tugu monas kembali untuk melihat pertunjukan laser show yang katanya berdurasi 25 menitan.
Pertunjukan kali ini lebih seru menurut saya, karena warna warni laser yang di tembakkan di tiang tugu membentuk gambar-gambar bertema Asian Games.
Tapi ternyata sama saja, setelah lebih dari sepuluh menit ada rasa bosan mulai menyerang. Bukan saya aja loh, anak juga menunjukkan kebosanannya dengan lari-lari di tengah-tengah pertunjukan.
Lagi-lagi saya mikirin alat lasernya itu kayak apa, dan seberapa besar alatnya itu. terus dari jarak berapa nembak lasernya. Karena gelap saya tidak menemukan lokasi operator laser berada.
Aduuhh... teknis banget gak sih.
Usut-punya usut ternyata anak saya kepingin naik sepeda gowes. Anak saya penasaran dan merengek minta naik sepeda gratis di monas itu.
Sepeda Gowes Gratis
Sebelum naik sepeda yang katanya gratis ini. diharuskan download aplikasinya dulu di playstore. Fungsi aplikasi tersebut untuk membuka kunci gembok sepeda dengan cara scan barcode.Tapi berhubung full boked alias sepeda sudah terpakai semua, saya pun menunggu beberapa menit hingga akhirnya ada orang yang selesai dan meletakkan sepedanya di pinggiran taman.
Saya pun langsung mengejar dan mencoba menscan barcode yang terletak di bawah jok.
Bolak-balik scan tapi gagal terus waktu itu. untungnya ada petugas yang menghampiri dan memberi tau kalau proses scan memang cuma sampai angka 80% dilayar hp. "Tunggu aja sampai terbuka," katanya.
Betul saja saat layar menunjukan 80 % saya diamkan beberapa saat dan ceklek kunci terbuka.
Untuk tampilan aplikasi Gowes kurang lebih seperti foto dibawah ini.
Oh iya sebelum bisa mengunakan aplikasinya di wajibkan registrasi dulu untuk login. tinggal ikuti petunjukknya aja , mudah kok.
Untuk melihat keberadaan sepeda gowes, bisa dengan melihat peta yang terdapat di aplikasinya.
Entah sampai kapan sepeda ini gratis, sebab kalau di lihat dari menu aplikasinya terdapat, kode promo, saldo, m-cash dan beberapa menu lain terkait pembayaran.
Tapi biarlah enggak usah di pikirin yang penting bisa menikmati sepeda gowes gratis hari ini.
***
Catatan: Tidak semua sepeda bagus, ada beberapa yang agak rusak. Ada yang di rem atau di stang
Lenggang Jakarta
Malam semakin larut, pengumuman penutupan pengunjung pun terdengar, namun suara pengumunan operator itu kalah sangar dengan suara jeritan perut saya. Kuliner di di lenggang jakarta pun jadi sasaran perut saya yang menjerit.Begini nih penampakannya saat malam hari.
Suasana tempat kuliner ini masih lumayan ramai di jum'at malam atau malam sabtu. Buktinya, tukang kerak telor aja masih di kerubutin.
"Eitt... si abang malah pasang pose, gak liat tuh yang nunggu emak-emak semua." 😀
Maklum ada tukang foto dadakan.
Sayang mungkin karena kloter terakhir sekitar jam 10 malam, jadinya dapet pecel lele dan pecel ayam yang kurang begitu fresh, untungnya tidak semua begitu. karena laksa yang terhidang sangat-sangat nikmat.
Untuk ukuran tempatnya masih nyaman sih, dan di tempat ini saat saya berkunjung bayarnya masih pakai cash
Catatan: ada penjual laksa di sini yang menjadi favorit mertua saya.
Udah di ujung cerita, dan emang lebih baik saya udahin aja ceritanya.
Seru banget yaaa, beberapa kali saya ke Jakarta tapi malah nggak ke Monas. Apalagi sekarang banyak fasilitas serunya. By the way, mas beneran nama aslinya masan wibowo? kebetulan mirip salah satu pasangan capres dan wapres yaaa hihii
BalasHapusAyo main lagi ke Jakarta. liat Monas. :)
Hapusho oh... itu nama asli. itu belum seberapa mirip. malah adik saya persis namanya ..... Prabowo. entah dulu orangtua saya terinspirasi dengan apa? kok nama anak laki-lakinya berakhiran "Bowo" semua.